Cerpen ( Cerita Pendek)

Standar

Hay Guys ……!! Sebelumnya saya sudah memposting makalah tentang konferensi meja bundar. Nah, sekarang saya akan memposting sebuah cerpen buatan saya sendiri, Cerpen ini sih sebagian ada yang terjadi di dunia nyata, yup.. cerpen ini bercerita tentang saya dan empat sahabat saya, dan cerpen ini sebenarnya saya buat untuk tugas bahasa indonesia. Cerita ini terispirasi dari teman saya si Chika, dan saya harap cerita ini bisa membuat dia berubah 😀 😀 *peace Chika
Oke guys selamat membaca enjoy it 🙂 😉 😀

Satu Kata ,Satu Perbuatan

“ Jadi, kalian ke rumah ku saja, di depan rumahku, ada halte bus. Kita bisa menunggu bus di sana. Pukul 2 siang filmnya mulai, jadi pukul 1 kita semua sudah berkumpul di rumahku ! “ seru Retno.

Waktu istirahat sekolah jam ke dua, Chika sedang bercakap-cakap dengan Retno, Uri, dan Arin di taman sekolah. Mereka merupakan 4 sahabat sekaligus teman sekelas, tepatnya kelas 9 – 8, mereka membicarakan rencana menonton bioskop di sebuah mall untuk menonton film “ Mocking Jay ” yang sudah lama di tunggu – tunggu mereka.

“ Bagaimana kalau dari rumahmu kita naik taksi saja, nanti aku yang bayar deh ! Tidak enak kan berdesak – desakkan di dalam bus, apalagi kalau tidak pakai AC ! “ Kata Arin memberi usul.

“ Wah, itu lebih baik ! “ Sahut Uri dengan gembira.

“ Tetapi kalian jangan terlamabat ya…, kalau terlambat nanti di tinggal, lho !! “ Pesan Chika

“ Sip boss ! ”Jawab Uri.

Anak – anak itu pun tertawa lepas menutup percakapan mereka.

Bel masuk pun berbunyi Retno, Arin, Uri dan Chika segera masuk ke dalam kelas, kali ini Ibu Ida, guru IPA mereka memberikan Catatan pelajaran di papan tulis. Tiba – tiba ketika semua sedang serius mencatat, terdengar bunyi ringtone HP dengan lagu “ Gundul – Gundul Pacul “, seluruh murid di dalam kelas puntertawa. Ternyata dering itu berasal dari HP Uri. Cepat – cepat uri mematikan HP nya.

“ Sudah ibu pesan, kalau di kelas, HP harus di matikan ! “ Kata bu Ida dengan tegas. ” Ayo semua yang punya HP, periksa dulu ! sudah dimatikan atau belum ! “. Semua anak – anak yang memiliki HP segera memeriksa HP mereka masing – masing, termasuk Chika, Arin dan Retno. Untunglah HP mereka sudah di matikan.

Sepulang sekolah, Bi Minah memberitahu Chika ,

“ Non Chika, ada kiriman majalah. Sudah saya taruh dimeja belajar, non !”.

“ Terimakasih bi !!” Jawab Chika.

Segera ia masuk ke kamarnya. Di atas meja belajar ada amplop cokelat besar dan tebal. “ Waah, asyik.. majalah kesukaan ku sudah datang “ seru Chika bersemangat. Chika sudah berlangganan majalah “ Girls “ yang banyak di minati remaja Indonesia selama 2 tahun terakhir ini, yang setiap satu minggu sekali diantar melalui pos.

“ Non, makan dulu “ kata Bik Minah. Tak lama kemudian .

“ Iya, iya, bi memang aku sudah lapar, kok . O, ya nanti aku mau menonton bioskop jam 1 bersama teman – temanku Bi jadi tolong ingatkan aku sebelum jam 1 ya ! “ Kata Chika .

Setelah makan, Chika membuat PR, lalu mambaca majalah. Demikian asyiknya , sehingga tahu –tahu jam sudah menunjukkan pukul 13.40 , “ oh tidak, janjiannya kan jam 13.00 ! .Chika panik , ternyata Bi Minah juga lupa mengingatkannya karena ketiduran di ruang tengah .Chika bergegas mandi. Karena papa dan mamanya sedang keluar kota, juga sopirnya yang sedang cuti, ia memutuskan untuk berangkat ke rumah Retno menggunakan ojek . Ia pun segera pergi ke sebuah pangkalan ojek, namun tak satu pun di sana ada ojek yang mangkal, terpaksa Chika menunggu untung 10 menit kemudian ada sebuah ojek yang meluncur laju ke arahnya, ia pun segera melompat naik dan memberitahukan alamat yang ia tuju kepada tukang ojek tersebut.

Akan tetapi ditengah-tengah jalan ia terjebak macet. Chika hendak mengambil HP nya dan berniat menelepon teman – temannya untuk memberitahukan keadaannya saat ini. Tetapi dia ingat, berbahaya menelepon di jalan, bisa – bisa HP disambar penjahat. Ia pun tidak jadi mengambil HPnya. Ooh, rupanya di depan ada sebuah truk yang mogok, sehingga lalu lintas menjadi macet di samping itu juga ada perbaikan jalan sehingga semua kendaraan dialihkan belok kekiri. “ Wah harus memutar dua kali baru bisa sampai kerumah Retno.” Gumam Chika khawatir.

Akhirnya, Chika tiba di rumah Retno, jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 14.15. Suasana rumah Retno sepi. Dia mengambil HP nya. Rupanya dia lupa menyalakan HP nya sejak pulang sekolah dan kemudian asyik membaca majalah, tadi ia juga tidak jadi mengecek HP nya ketika berada di jalan, ia terkejut karena ada 3 missed call dari Retno dan dua buah sms yang satunya dari Arin yang berisi :

Cik, maaf terpaksa kamu kami tinggal, taksinya sudah datang dan filmnya sudah akan dimulai dan filmnya sudah akan dimulai dan kami takut terlambat.

Lalu satu lagi sms dari Uri, yang mengatakan :

Maaf ya, kami berangkat duluan, lain kali Satu kata, Satu perbuatan, dong !

Chika tertegun melihat kalimat, SATU KATA, SATU PERBUATAN. Dia sendiri yang bilang jangan terlambat, nanti ditinggal. Sekarang ia sendiri yang ditinggal, karena kata – katanya tidak sesuai dengan perbuatannya.

Dengan wajah yang lesu Chika berbalik arah kebelakang, ia terkejut karena tukang ojek yang tadi mengantarkannya masih berada disitu, rupanya Chika lupa memberikan ongkos kepadanya. Lalu Chika mangatakan kepada tukang ojek tersebut untuk mengatarkannya kembali pulang ke rumah dan akan membayarnya jika sudah sampai di sana. Chika ingin pulang saja, Chika tak berani naik taksi sendiri ke Mall. Dia juga tidak mau berdesak – desakkan di dalam bus, lagi pula ditambah waktu perjalanan ke mall ia pasti juga sudah melewatkan banyak bagian – bagian dari film yang ingin ditontonnya itu .

Kalimat “ Satu kata, Satu Perbuatan “ itupun terus menerus timbul dalam pikirannya. Kalimat itu mengingatkan Chika, agar jangan hanya bisa berkata melainkan harus juga dapat melakukan dan membuktikan perkataannya tersebut.

 

Penderitaan yang Dialami Romusa

Standar

WWII  Asia New Guines  U.S. Soldiers  Wounded

Penderitaan yang Dialami Romusa

Kebijakan romusa yang dilancarkan oleh pemerintah Jepang untuk memenangkan perang pasifik ternyata menimbulkan penderitaan –penderitaan yang amat berat bagi sebagian rakyat Indonesia.Semula tugas-tugas yang dibebankan kepada para romusa bersifat sukarela.Akan tetapi lama kelamaan berubah menjadi kerja paksa yang dinilai lebih kejam daripada kebijakan culturstelsel (semacam kerja paksa) pada zaman penjajahan Belanda.Dalam hal ini penderitaan yang dialami rakyat akibat romusa adalah :

1.     Sistem Upah
Layaknya suatu pekerjaan,pasti akan mandapatkan hasil dan pekerjaan harus diberi imbalan.Begitu pula dengan romusa-romusa di pertambangan Bayah,mereka pun mendapatkan upah yang berupa uang dan bahan makanan atau beras.Dalam hal ini terdapat ketidaksesuaian upah dari yang semula dijanjikan oleh Jepang.Untuk pekerja lubang penambangan,mereka mendapatkan upah 40 sen-60 sen dan beras 400 gram per harinya,sedangkan romusa berkeluarga mendapatkan beras 750 gram per hari.Romusa bukan pekerja lubang menerima upah antara 15 sen -40 sen dan beras 250 gram. Dalam bentuk bahan makanan ini Jepang tidak mutlak memberikannya dalam bentuk beras tetapi diberikan juga dalam bentuk nasi siap saji.Nasi yang diberikan terhadap romusa kadang-kadang masih bercampur dengan butiran gabah atau kerikil dengan pelengkap sayur bening tanpa bumbu yang isinya pepaya mentah atau genjer ditambah ikan asin (kalau ada),seringnya tidak ada.Sedangkan dalam hal upah berupa uang setiap romusa pasti mendapatkannya tetapi jumlahnya tidak tentu dan tidak berlanjut.Hal ini tentu saja menanmbah penderitaan romusa selama bekerja.

  1. Beratnya Beban Kerja

Romusa merasakan beratnya beban kerja secara fisik dan psikis.Secara fisik apa yang dikerjakan pada saat itu sangat bertolak belakang dengan yang biasa mereka kerjakan sehari-hari di daerah asalnya.Di tempat kerja baru,mereka berhadapan dengan pekerjaan baru (di pertambangan batu bara Bayah) yang sama sekali belum pernah mereka kerjakan sebelumnya dengan pola kerja yang ketat.Dalam kondisi seperti itu,mau tidak mau harus mematuhi apa yang diperintahkan Jepang.Menolak perintahnya berarti menanti hukuman berat yang akan diberikan Jepang.Selain itu,adanya ketentuan tidak tertulis yang menyebutkan bahwa untuk mendapatkan makanan maka romusa harus bekerja,dan yang tidak bekerja tidak akan terdaftar dalam penerima ransuman nasi atau jatah beras.
Secara psikis,kita bisa melihat pada masa awal perekrutan.Romusa direkrut dengan cara-cara yang tidak patut dan secara emosional hal itu menyebabkan para romusa menjadi tertekan.Sehingga banyak dari mereka yang akhirnya tidak ikhlas bekerja dan hendak kabur dari tempat romusa untuk kembali berkumpul dengan keluarga yang telah lama ditinggalkan.

  1. Kurangnya Makanan dan Pakaian

Makanan adalah unsur penting bagi romusa agar bisa bertahan hidup dan mendapatkan energi agar dapat tetap bekerja.Dalam hal ini makanan memang diberikan dalam dua kali sehari,beras bagi romusa yang berkeluarga,dan nasi bagi romusa yang tidak berkeluarga.Yang jadi masalah bagi romusa adalah takarannya yang tidak sesuai dengan kebutuhan harian dan kualitasnya tidak layak konsumsi bila dibandingkan dengan energi yang harus mereka keluarkan sehari-hari dalam pekerjaannya.Beras yang diberikan tidak semua dapat dikonsumsi karena kadang kala masih bercampur dengan gabah,jagung atau bahkan kerikil kecil.Selain itu tak jarang romusa mendapatkan makan pagi,tetapi sorenya tidak.Bersama nadi tersebut diberikan juga sayur pepaya tau daunsingkong,genjer,kangkungb tanpa bumbu dan lauknya sekali-kali ikan asin.
Pakaian sama halnya dengan makanan yang merupakan barang langka dan sulit didapatkan.Pakaian yang diberikan Jepang kepada romusa berupa baju dan celana yang terbuat dari bahan karung goni untuk laki-laki dan lempengan karet (lateks) untuk perempuan.Bagi romusa memakai pakaian itu adalah siksaan dan sangat tidak nyaman karena menyebabkan panas dan gatal-gatal,juga menyebabkan iritasi kulit apabila bergesekan dengan serat-seratnya yang sangat kasar.Pakaian ini selain digunakan romusa untuk bekerja di lubang pertambangan ,proyek penambangan,dan membabat hutan,juga untuk pakaian sehari-hari[17].Hal ini biasa terjadi karena romusa hanya memiliki satu buah pakaian dalam jangka waktu yang lama.

  1. Wabah Penyakit

Wabah penyakit merupakan pembunuh nomor satu di pertambangan Bayah.Menurut Tan Malaka (2000:349),dalam sehari tidak kurang 400-500 orang romusa meninggal dunia di seluruh wilayah pertambangan Bayah.Wabah penyakit timbul dan menyebar disebabkan oleh:
a.       Kondisi Lingkungan yang tidak sehat
Pemukiman romusa oleh Jepang umumnya ditempatkan di sekitar lubang-lubang penambangan di tengah hutan dan tepi pantai yang potensial sebagai sarang nyamuk malaria.Juga tidak terdapat fasilitas MCK yang baik dan memadai.Romusa terbiasa untuk menggunakan sungai-sungai untuk aktivitas tersebut.Hal ini berpotensi menyebabkan malaria ,disentri,dan kolera.

 

  1. Kondisi badan romusa yang lemah
    Pekerjaan berat dan kurangnya makanan membuat tubuh romusa sangat lemah dan memiliki tingkat imunitas yang rendah terhadap potensi penyakit yang akan menyerang tubuhnya.Sehingga ketika disekelilingnya teradapat potensi penyebaran dari lingkungan dan penularan dari sesama romusa maka romusa tersebut sangat rentan sekali terjangkit.

c.Kondisi badan dan pakaian yang kotor
Pakaian dan badan yang kotor berpotensi terjangkitnya penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit-parasit atau kutu busuk yang menempel ditubuh dan pakaian tersebut.Apalagi pakaian romusa adalah pakaian multiguna,yaitu pakaian sehari-hari dan bekerja.Juga disebabkan oleh bahan pakaian yang digunakannya,yaitu karung goni yang menjadi tempat tinggal nyaman kutu busuk yaitu tuma penghisap darah.Tuma ada hampir di seluruh pakaian romusa di pertambangan Bayah,biasanya tinggal dalam pori-pori karung yang memang besar dan dalam lipatannya.Siang dan malam tuma-tuma itu menghisap darah romusa,meninggalkan bintik-bintik merah dikulit dan sangat gatal.Mau tidak mau romusa harus menggaruknya yang lama kelamaan meninggalkan luka yang menyebar menjadi budukan,dan dari lecet menjadi borok yang berisi nanah.
Pada malam hari menjelang tidur,siksaan ini semakin dahsyat karena serangan tuma yang ditambah tumbila yang bersarang di pelupuh (lantai bambu) bedeng (asrama romusa).Untuk menghindarinya banyak romusa yang tidur di luar bedeng dan tidur di atas tanah yang kotor dan lembab.[18] Tidur di alam terbuka seperti ini dalam jangka waktu yang lama membuat daya tahan tubuh romusa semakin menurun sehingga mudah terjangkit berbagai macam penyakit.

  1. Tidak ada upaya penanngulangan dari pihak Jepang

Dalam kondisi ini seharusnya Jepang membuat rumah sakit untuk menampung romusa yang menderita penyakit,menambah dokter dan perawat,menyediakan beragam obat untuk penyakit dan yang paling penting adalah meningkatkan kualitas hidup romusa.
Pada saat itu memang rumah sakit besar ada di Pasir Kolecer Bayah di setiap blok penambangan serta terdapat semacam balai pengobatan (klinik) ,tetapi tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.Di rumah sakit tersebut setiap pasien yang datang hanya mendapatkan sekadar pemeriksaan alakadarnya dan tidak mendapatkan obat.Hal ini terjadi karena minimnya obat-obatan dan kalaupun ada hanya pil kina saja yang disediakan Jepang.
Fungsi rumah sakit saat itu tidak lebih hanya sebagai tempat penampungan romusa untuk menunggu kematian.Bahkan dikalangan romusa sendiri ada desas-desus kalau sekali seseorang diangkut ke rumah sakit atau klinik,maka ia tidak akan kembali dalam keadaan hidup.

Selama bergelut dengan rasa sakitnya,romusa-romusa ini tidak dapat bekerja atau tidak mau bekerja lagi.Mereka berserakan di berbagai tempat di sekitar kamp-kamp penambangan,emperan-emperan bangunan,di sepanjang rel kereta api,di pemukiman penduduk dan di bawah pepohonan.Para romusa ini hanya bisa terdiam merasakan sakit dan menunggu maut karena sudah tidak mampu beraktivitas lagi.Setiap pagi penduduk sekitar dan para romusa menyaksikan pemandangan mengerikan yaitu romusa-romusa telah menjadi mayat yang berserakan.
Pemandangan seperti itu bukan barang yang aneh bagi mereka.Ketika itu mayat-mayat romusa seolah tidak dianggap manusia karena pemakamannya tanpa melalui proses ritual layaknya manusia mati.Mayat yang hanya dibungkus tikar,dibalut pakaian yang menempel pada badannya atau dengan dedaunan,kemudian dimakamkan di mana saja tergantung romusa itu ditemukan.Dalam satu lubang kadang kala diisi bukan hanya oleh satu atau dua mayat,tetapi bisa sampai lima puluh mayat.Sungguh ironis bila mengungkap fakta kekejaman Jepang terhadap penderitaan romusa di Bayah saat itu.

Terimakasih kepada Sumber – sumber di bawah ini

http://sangkalafatamorgana.wordpress.com/2013/01/01/romusha-pekerja-paksa-zaman-pendudukan-jepang/

– Buku Ips Kelas IX

Pengerahan Romusa Saat Pendudukan Jepang di Indonesia

Standar

sekarang saya akan share tentang pengerahan romusa yang sangat kejam saat bangsa indonesia dijajah oleh jepang, betapa tidak berperikemanusian sekali jepang saat itu… syukurlah sekarang bangsa indonesia sudah bebas dari penjajahan dan menjadi negara yang merdeka !! terimakasih kepada para pahlawan yang sudah berkorban sampai titik terakhir untuk memperjuangkan bangsa indoensia ini !! :’) :’)

romusha-mager25

Pengerahan Romusha

 Romusha adalah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha.Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti – perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta. Dalam sidangnya yang pertama, Chuo Sangi In mengusulkan beberapa syarat antara lain  supaya dibentuk badan-badan yang memotivasi rakyat menjadi tenaga sukarela, melalui kerja sama dengan bupati, wedana, camat dan kepala desa untuk pengerahan tenaga kerja (buruh) sekarela diperusahaan-perusahaan bala tentara Jepang.

Namun dalam pelaksanaannya persyaratan yang disampaikan oleh Chuo Sangi In itu diabaikan. Pada hakikatnya mereka tidak lebih dari pekerja paksa. Seperti halnya di Yogyakarta, tepatnya di desa Timbul Harjo, Bantul,pengerahan romusha dilakukan oleh perangkat desa dengan cara medatangi keluarga-keluarga yang memiliki tenaga potensial untuk dijadikan romusha. Keluarga yang menolak, mereka takut-takuti akan dikucilkan. Jika anak yang diminta itu tidak berada dirumah, mereka biasanya mencari ke sawah dan kalau sudah ketemu dibawa secara paksa ketempat pengerahan

Selama berada ditempat kerja sampai pulang ke kampong halamannya, ternyata romusha mendapat fasilitas sangat minim dan banyak yang tidak diberi upah, tetapi tidak dapat menuntut karena memang tidak ada
perjanjian kerja tertulis. Mereka dikerahkan menjadi tenaga kerja paksa dan buruh yang diberi upah selayaknya.Sebelum penyerahan Belanda kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942, Jepang telah memperhitungkan bahwa Pulau Jawa akan mampu menyediakan tenaga manusia dalam jumlah yang memadai untuk memenangkan perang. Perhitungan itu didasarkan atas kenyataan bahwa jumlah penduduk di Pulau Jawa sangat banyak, ditambah lagi dengan pertumbuhannya yang begitu pesat. Sehingga  Jepang tidak bakal mengalami kesulitan dalam hal kebutuhan tenaga kerja romusha, karena disamping itu jumlah persediaan manusia cukup juga biaya murah. Tenaga diambil secara paksa, dan tidak perlu banyak pengeluaran biaya baik untuk makan maupun pengobatan. Begitu pula untuk mencari pengganti bagi tenaga romusha yang mati, karena di Jawa terdapat persediaan manusia cukup banyak. Berdasarkan pola pemikiran itulah maka  Jepang denga leluasa memanfaatkan tenaga manusia yang ada di Pulau Jawa dan dengan matinya beribu-ribu romusha seakan-akan tidak menjadi beban moral.

Mereka meninggal karena kekurangan makan, kelelahan, malaria dan terjangkit penyakit. Selain itu juga karena kerasnya pengawasan dan siksaan Jepang yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan. Dibarak-barak romusha tidak tersedia perawatan dan tenaga kesehatan. Seakan-akan telah menjadi rumus bahwa siapa yang tidak lagi kuat bekerja maka akan mati.
Sebagai mana alam pemikiran jepang, bahwa bukan manusianya yang diperhitungkan melainkan tujuannya yaitu “menang perang”.

Para tenaga kerja yang disebut romusha atau jepang menyebutnya prajutit pekerja, diperlukan untuk membangun prasarana perang seperti kubu-kubu pertahanan, gudang senjata, jalan raya dan lapangan udara. Selain itu, mereka diperkejakan di pabrik-pabrik seperti pabrik garam dan pabrik kayu di Surabaya dan di Sumatera Selatan, mereka diperkejakan di pabrik pembuatan dinamit di Talangbetutu atau dipertambangan batu bara serta penyulingan minyak. Mereka diperkejakan pula dipelabuhan- pelabuhan antara lain memuat dan membongkar barang-barang dari kapal-kapal. Bahkan di desa Gendeng, dekat Badug, Yohyakarta misalnya romusha menanam sayuran dan palawija guna memenuhi kebutuhan makan Jepang dan romusha
itu sendiri.

Pada umumnya mereka diperdapat di desa-desa, terdiri dari pemuda petani dan penganggur. Pulau Jawa sebagai pulau yang padat penduduknya memungkinkan pengerahan tenaga tersebut secara besar-besaran. Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan bersifat sukarela dan pengerahan tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan, karena orang masih terpengaruh propaganda “ intik kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Bahkan, dibeberapa kota terdapat barisan-barisan romusha untuk bekerjaditempat-tempat dan pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, dalam bulan September 1944 sejumlah 500 orang romusha sukarela, yang terdiri dari pegawai tinggi dan menengah serta golongan terpelajar di bawah pimpinan Ir Soekarno berangkat dari kantor besar Jawa Hokokai dengan berjalan kaki ke stasiun tanah abang, Jakarta diiringi orkes suling Maluku. Di antara mereka juga terdapat pula orang Cina, Arab, dan India. Rombongan diikuti pula oleh anggota yang sudah berumur 60 tahun, sehingga Soekarno memuji mereka sebagai masih kuat seperti orang muda.

Lama-kelamaan karena kebutuhan yang terus meningkat di seluruh Asia Tenggara, pengerahan tenaga yang bersifat sukarela seperti yang telah diteladani oleh Soekarno itu, berubah manjadi paksaan. Pemerintah
Tentara Ke-16 membentuk suatu badan kusus yang melaksanakan pengerahan  romusha secara besar-besaran pada tahun 1944. Badan ini disebut Romukyoku

Romukyoku membuat peraturan sebagai berikut : orang atau badan yang membutuhkan tenaga romusha lebih dari 30 orang diharuskan mengajukan permohonan kepada kepala daerah setempat. Sipemohon, baik orang maupun badan, harus memiliki perusahaan atau pabrik yang bermanfaat untuk kepentingan perang. Bahkan, banyak di antara petugas pengerahan romushabersikap curang, seperti mencoret nama yang sudah terdaftar dan menggantikan dengan nama lain karena menerima suap sejumlah uang. Sebaliknya, ada pula kepala desa yang menunjuk seorang yang menjadi romusha sebagai tindakan balas dendam atau rasa tidak suka. Dengan uang pula, seseorang yang sudah terdaftar sebagai romusha dapat menunjuk
orang lain sebagai penggantinya.

Romusha yang diperkejakan di proyek-proyek, antara lain pembuatan jalan, jembatan, barak-barak militer, berlangsung selama satu sampai tiga bulan. Lebih dari tiga bulan merupakan masa kerja romusha yang
diperkejakan di proyek-proyek diluar keresidenan mereka. Tidak hanya keluar Jawa, bahkan eomusha dikirim ke luar Indonesia, seperti Birma, Muang, Tgai, Vietnam dan Malaysia.
Tidak sesuai dengan usul yang disampaikan oleh anggota Chuo Sangi In agar para romusha diperlakukan secara layak, ternyata mereka diperlakukan sangat buruk. Sejak pagi buta sampai petang hari mereka
dipaksa melakukan pekerjaan kasar tanpa makan dan perawatan cukup, membuat kondisi fisik mereka menjadi sangat lemah dan mereka gampir tidak punya sisa kekuatan. Jika ada diantara mereka yang beristirahat sekalipun hanya sebentar, hal itu akan mengundang maki-makian dan pukulan-pukulan dari pengawas mereka orang Jepang. Hanya pada malam hari mereka berkesempatan melepaskan lelah. Dalam keadaan demikian, mereka tidak punya daya tahan lagi terhadap penyakit. Karena tidak sempat memasak air minum, sedangkan buang air di sembarang tempat, berjangkitnya wabah disentri, karena tidak dapat menghindari diri dari serangan nyamuk, banyak diantara mereka yang diserang malaria.

Terimakasih kepada sumber sumber

– Buku Ips kelas IX

http://sangkalafatamorgana.wordpress.com/2013/01/01/romusha-pekerja-paksa-zaman-pendudukan-jepang/

ZUHUD

Standar

Hai guys, oke sekarang  saya akan share tentang pelajaran agama islam yaitu tentang zuhud

oke friend ! silahkan di baca ! enjoy it 😀 🙂

Pengertian Zuhud

 

  1. Zuhud

Menurut bahasa zuhud berasal dari kata dasar zahada yazhadu zuhdan, yang berarti meninggalkan atau menghindar. Yakni meninggalkan atau menghindar dari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan misalnya dalam hal makanan, pakaian, rumah atau kendaraan karena pengabdian kepada Allah SWT melebihi dari segalanya.

Kebalikan dari sifat zuhud adalah sifat matrealistis. Orang yang mempunyai sifat ini menganggap bahwa dunia dan harta adalah segala-galanya. Kalau kecintaannya terhadap dunia semakin menjadi-jadi dan tidak terkendali, maka dia dapat melupakan Allah SWT dan
melupakan kehidupan akhirat.
Orang yang zuhud disebut zahid. Sikap zuhud menjadi penting untuk dimiliki oleh setiap orang muslim karena syaitan selalu membisikkan agar semakin banyak yang didapat manusia, maka semakin banyak pula keinginannya terhadap yang lain. Syaitan menghendaki
agar manusia menjadi makhluk yang matrealistis, serakah atau tamak, sudah memiliki satu ingin dua, setelah punya dua ingin empat, setelah punya empat ingin delapan dan seterusnya.

 

  1. Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian :

a.Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan              akhirat”.

  1. Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta”.
  2. Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.
  3. Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran”.

 

Dari empat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa zuhud adalah suatu sikap hidup di mana seseorang tidak terlalu mementingkan harta kekayaan dunia atau dunia. Harta kekayaan atau dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan hakiki yakni kehidupan akhirat.

  1. Beberapa firman Allah SWT terkait dengan sifat Zuhud :
  2. QS An Nisa ayat 77 :

قُلْ مَتَعُ الُّدنْياَ قَليلٌ َوْلأَخرَةُ خَيْرٌ لّمَن اُتّقَ وَلَاتُظْلَمُونَ فَتيلاً

“… Katakanlah: ’kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”.

 

  1. QS Luqman ayat 33 :

فَلَ تَغُرَّنَّكُمُ اُلْحَيوةُ اُلدُّنْياَوَلاَيَغُرَّنَّكُم باُلَلّه اُلْغَرُورُ

”… maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

 

  1. QS Al Kahfi ayat 7 :

إنَّا جَعَلأْنَا ماَ عَلَى اُلْأَرْض زيْنَةً لَّهَا لنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”.

 

  1. QS Asy Syura ayat 20 :

مَنْ كَانَ يُريْدُ حَرْثَ اُلْأَخرَة نَزدْ لَهُ,فى حَرْثه. وَمَنْ كَانَ يُريْدُ حَرْثَ اُلدُّنْيَا نُوءْته منْهَا وَمَا لَهُ, فى الْأَ خرَة

من نَّصيب

”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”.

 

  1. QS Al Hadid ayat 23 :

لّكَيْلاَ تَأْسَوْاْ عَلَى مَا فَا تَكُمْ وَلاَتَفْرَ حُوْاْبمَا ءَاتَىكُمْ, وَاُللهُ لاَيُحبُّ كُلَّ مُخْتَال فَخُور.

 “ (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.

 

 

  1. Para ulama Tasawuf membagi zuhud ke dalam beberapa tingkatan, antara lain :
  2. Imam Ahmad bin Hanbal :

1) Zuhud Awam, dengan meninggalkan barang yang haram,

2) Zuhud Khawas, dengan meninggalkan barang yang halal,

3) Zuhud ’Arif, dengan meninggalkan apa saja yang menghalanginya dari Allah    SWT.

  1. Imam Abu Nashr As Sarraj At Tusi :

1) Zuhud Mubtadi’ (tingkat pemula), yakni orang yang tidak memiliki sesuatu dan        hatinya-pun tidak ingin memilikinya.

2) Zuhud Mutahaqqiq (tingkat orang yang telah mengenal hakekat zuhud), yakni orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena tahu dunia tidak mendatangkan keuntungan baginya.

3) Zuhud ‘Alim Muyaqqin (tingkat orang yang memandang bahwa dunia tidak memiliki nilai), yakni orang yang memandang bahwa dunia ini hanyalah sesuatu yang dapat melalaikan dari mengingat Allah SWT.

  1. Iman Al Ghazali :

1) Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik,

2) Meninggalkan keduniaan karena menginginkan sesuatu yang bersifat keakhiratan,

3) Meninggalkan segala sesuatu selain Allah SWT, karena rasa cintanya hanya tertuju kepada  Allah SWT.

 

Kebalikan dari sifat zuhud adalah hubbuddunya (berlebih-lebihan mencintai dunia/harta benda). Orang yang hubbuddunya digambarkan oleh Allah SWT sebagai orang yang suka mencela dan mengumpulkan harta benda

 

  1. Dua ciri Zuhud dalam Islam

 

  1. Zuhud tidak memusuhi dan tidak menolak kehidupan dunia

 

Nabi Muhammad Saw. menjelaskan hal ini dengan sabda beliau :

 

”Zuhud di dunia tidak dengan mengharamkan yang halal dan tidak pula membuang harta benda, tetapi zuhud di dunia ialah, bahwa engkau lebih percaya kepada apa yang ada disisi Allah daripada yang ada disisimu”. (H.R. Tirmidzi)

 

Firman Allah Swt Q.S. Al A’raf [7] : 32  

Artinya :

Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.

       

        Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.

 

 

Di zaman Rasulullah Saw. Pernah terjadi, ada beberapa orang sahabat yang berusaha untuk hidup secara zuhud, tetapi zuhud yang keliru, yaitu zuhud yang memusuhi kehidupan dunia. Diantara mereka ada yang mengharamkan buat dirinya makan daging, ada yang mengharamkan tidur di malam hari, ada yang bertekad tidak makan di siang hari. Bahkan seorang diantara mereka yang bernama Usman bin Mad’un memutuskan untuk meninggalkan kehidupan perkelaminan dengan istrinya. Lebih jauh lagi Usman bin Mad’un merencanakan untuk mengebiri alat kelaminnya, supaya tidak terganggu mengerjakan ibadah.

 

Setelah terjadi peristiwa tersebut, keluarlah Hadits Nabi Saw. yang artinya sebagai berikut :

 

”Betapakah halnya orang-orang yang mengatakan begini dan begitu (Maksudnya mengharamkan perempuan, mengharamkan makan daging, makan siang, tidur malam dan sebagainya). Sesungguhnya saya sendiri salat, tidur (malam), puasa, tetapi berbuka dan mengawini wanita. Barangsiapa tidak suka kepada sunnahku, bukanlah ia termasuk dari golonganku. (Al Hadits)

 

  1. Zuhud bersifat sosial bukan bersifat individual

 

Zuhud bersifat sosial artinya       seseorang dibenar berbuat zuhud dari   berbagai kesenangan, kalau hal itu dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

Ahli-ahli zuhud yang bersifat sosial banyak terdiri dari orang-orang salih dan ulama-ulama cerdik pandai. Mereka telah merasa cukup dengan kesenangan pribadinya yang lebih sedikit dari yang semestinya, demi untuk kesenangan dan kesejahteraan masyarakat. Zuhud yang demikian yang demikianlah yang dianut Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab tidak mau menyenangkan dirinya sendiri, karena menurut pendapatnya, jika ia berbuat demikian, berarti ia memberikan kesempatan kepada para pejabat pemerintah untuk berfoya-foya, sehingga rakyat menjadi korbannya. Dengan demikian kezuhudan Umar bin Khattab adalah untuk kebahagiaan masyarakat.

 

  1. Contoh perilaku zuhud

 

a.Selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Swt., meskipun sedikit

 

b.Senantiasa merasa cukup dengan harta yang dimilkinya, walaupun hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer saja.

 

c.Menggunakan harta yang dimilkinya sebagai penunjang kesempurnaan beribadah kepada Allah.

 

d.Hidup dengan berpenampilan sederhana.

 

e.Lebih mengutamakan cintanya kepada Allah Swt. dibandingkan cintanya kepada dunia.

 

     

 

  1.  Manfaat Zuhud dalam Kehidupan

 

  1. Berkah dalam kehidupan yang sempurna.
  2. Hidupnya tenteram dan bahagia.
  3. Mendapatkan pertolongan dari Allah.
  4. Memperoleh derajat kepemimpinan.
  5. Dimasukkan ke surga.
  6. Tidak mudah mengalami putus asa atas rizki yang diterimanya.
  7. Memungkinkan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi.
  8. Melatih ketenteraman batin dalam menjalani kehidupan di dunia ini
  9. Bagian dari kesempurnaan iman.

 

  1. Orang yang Zuhud Dalam keadaan kaya Dalam keadaan miskin                                     1.Tetap ingat kepada Allah SWT dan
    selalu bersyukur karena dia meyakini
    bahwa karunia kekayaan itu semata
    pemberian Allah SWT.

2.menjadi orang yang dermawan dan rajin
berbagi kepada orang lain yang
kekurangan.

Terimakasih kepada sumber sumber ini 😉

– Buku agama islam kelas VIII (intan pariwara)

Konferensi Meja Bundar (KMB)

Standar

Hallo Guys !!!! Saya akan mengshare tentang pelajaran IPS nih !!! yaitu Konferensi Meja Bundar ( KMB )
OKE SILAHKAN DI BACA DAN DI PELAJARI YA !!!! 😉 😀

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konfrensi Meja Bundar berlatar belakang untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.
Konferensi meja bundar (KMB) dilaksanakan ada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. KMB adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda, dan berusaha menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang terjadinya KMB?
2. Bagaimana sejarah terjadinya KMB?
3. Siapa saja yang menghadiri KMB?
4. Bagaimana hasil dari KMB?
5. Bagaimana terjadinya pengakuan kedaulatan pemerintah belanda kepada Indonesia?
6. Apa dampak dari KMB?

1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami Konferensi Meja Bundar (KMB)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Konferensi Meja Bundar
Setelah Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam konferensi Inter-Indonesia, kini Indonesia secara keseluruhan telah siap menghadapi Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Sementara itu pada bulan Agustus 1949, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi di satu pihak dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda dipihak lain, mengumumkan pemberhentian tembak-menembak. Perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 Agustus 1949 untuk wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera.
Sementara pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia menyusun delegasi untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar yang terdiri dari Drs Moh.Hatta (Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo. Kolonel T. B. Simatupang dan Mr. Muwardi.
Konferensi Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai dengan tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh Hatta, BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay.

2.2 Peserta yang menghadiri KMB
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.

2.3 Hasil Konferensi Meja Bundar
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

2.4 Pengakuan Kedaulatan
setelah terbentuknya Negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat, Maka ngara siap menerima penyerahan kedaulatan dari pemerintah belanda. Pada tanggal 23 desember 1949 \, degelari Indonesia (RIS) yang diketuai Drs. Moh Hatta berangkat ke Nedherland. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia dan Negeri Belanda diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
Upacara di Negeri Belanda dilaksanakan serta ditandatangani oleh Ratu Yuliana dari pihak Belanda dan Drs.Moh Hatta dari Indonesia. Begitu juga di Indonesia diadakan pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia.Pihak Belanda diwakili oleh Mr.Lovink(Wakil Tinggi Pemerintah Belanda) dan dari pihak Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan brdirilah negara Republik Indonesia Serikat.Sehari setelah pengakuan kedaulatan ,ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda, Merah-Putih-Biru dan dilanjutkan pengibarab bendera Indonesia, Merah-Putih
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konferensi meja bundar antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS / Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16 negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember 1949. Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.

2.5 Dampak Konferensi meja bundar
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konferensi Meja Bundar merupakan sebuah pertemuan pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag yang merupakan tindak lanjut dari perundingan Roem-rojen yang secara eksplisit hasilnya menandakan bahwa Belanda mulai mengakui kedaulatan Indonesia. Sidang KMB ini antara lain membahas mengenai pembentukan panitia pusat yang anggotanya dari pihak Indonesia terdiri dari Mohammad Hatta, Moh Roem, A.K Pringgodigdo, Sultan Hamid II, Ide Anak Agung, dan Soeparmo sementara dari pihak Belanda sendiri anggotanya ialah Van Maarseven, D.U Stikker, Van Rojen dan Van der Vlak.
Di dalam konferensi ini juga banyak terjadi perdebatan, terutama yang menyangkut masalah Irian Barat sebab pihak Belanda keberatan untuk menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat. Hasil nyata dari adanya konferensi ini ialah adanya penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia yang secara resmi diserahkan oleh Ratu Juliana pada tanggal 27 Desember 1949. Hasil ini cukup memuaskan bagi pihak Indonesia meskipun di sisi lain perihal Irian Barat masih terombang-ambing karena keputusan mengenai Irian Barat akan diputuskan maksimal setahun dari perundingan tersebut dengan pengertian bahwa dalam jangka setahun dari penyerahan kedaulatan, soal-soal mengenai Irian Barat akan ditentukan dengan jalan perundingan antara RIS dan Belanda.

3.2 Saran
Bahasan mengenai Konferensi Meja Mundar ini seharusnya bisa membuat kita lebih tersadar akan betapa pentingnya perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan kita dalam mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Seharusnya ini bisa menjadikan suatu refleksi bagi kita semua bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia baik perjuangan fisik maupun diplomasi semua usaha yang dilakukan mendatangkan hasil positif yakni bagi kemerdekaan Indonesia.

Referensi :

http://www.artikelsiana.com/2014/09/Konfrensi-Meja-Bundar-Isi-KMB-Hasil.html

– Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IX