Hay Guys ……!! Sebelumnya saya sudah memposting makalah tentang konferensi meja bundar. Nah, sekarang saya akan memposting sebuah cerpen buatan saya sendiri, Cerpen ini sih sebagian ada yang terjadi di dunia nyata, yup.. cerpen ini bercerita tentang saya dan empat sahabat saya, dan cerpen ini sebenarnya saya buat untuk tugas bahasa indonesia. Cerita ini terispirasi dari teman saya si Chika, dan saya harap cerita ini bisa membuat dia berubah 😀 😀 *peace Chika
Oke guys selamat membaca enjoy it 🙂 😉 😀
Satu Kata ,Satu Perbuatan
“ Jadi, kalian ke rumah ku saja, di depan rumahku, ada halte bus. Kita bisa menunggu bus di sana. Pukul 2 siang filmnya mulai, jadi pukul 1 kita semua sudah berkumpul di rumahku ! “ seru Retno.
Waktu istirahat sekolah jam ke dua, Chika sedang bercakap-cakap dengan Retno, Uri, dan Arin di taman sekolah. Mereka merupakan 4 sahabat sekaligus teman sekelas, tepatnya kelas 9 – 8, mereka membicarakan rencana menonton bioskop di sebuah mall untuk menonton film “ Mocking Jay ” yang sudah lama di tunggu – tunggu mereka.
“ Bagaimana kalau dari rumahmu kita naik taksi saja, nanti aku yang bayar deh ! Tidak enak kan berdesak – desakkan di dalam bus, apalagi kalau tidak pakai AC ! “ Kata Arin memberi usul.
“ Wah, itu lebih baik ! “ Sahut Uri dengan gembira.
“ Tetapi kalian jangan terlamabat ya…, kalau terlambat nanti di tinggal, lho !! “ Pesan Chika
“ Sip boss ! ”Jawab Uri.
Anak – anak itu pun tertawa lepas menutup percakapan mereka.
Bel masuk pun berbunyi Retno, Arin, Uri dan Chika segera masuk ke dalam kelas, kali ini Ibu Ida, guru IPA mereka memberikan Catatan pelajaran di papan tulis. Tiba – tiba ketika semua sedang serius mencatat, terdengar bunyi ringtone HP dengan lagu “ Gundul – Gundul Pacul “, seluruh murid di dalam kelas puntertawa. Ternyata dering itu berasal dari HP Uri. Cepat – cepat uri mematikan HP nya.
“ Sudah ibu pesan, kalau di kelas, HP harus di matikan ! “ Kata bu Ida dengan tegas. ” Ayo semua yang punya HP, periksa dulu ! sudah dimatikan atau belum ! “. Semua anak – anak yang memiliki HP segera memeriksa HP mereka masing – masing, termasuk Chika, Arin dan Retno. Untunglah HP mereka sudah di matikan.
Sepulang sekolah, Bi Minah memberitahu Chika ,
“ Non Chika, ada kiriman majalah. Sudah saya taruh dimeja belajar, non !”.
“ Terimakasih bi !!” Jawab Chika.
Segera ia masuk ke kamarnya. Di atas meja belajar ada amplop cokelat besar dan tebal. “ Waah, asyik.. majalah kesukaan ku sudah datang “ seru Chika bersemangat. Chika sudah berlangganan majalah “ Girls “ yang banyak di minati remaja Indonesia selama 2 tahun terakhir ini, yang setiap satu minggu sekali diantar melalui pos.
“ Non, makan dulu “ kata Bik Minah. Tak lama kemudian .
“ Iya, iya, bi memang aku sudah lapar, kok . O, ya nanti aku mau menonton bioskop jam 1 bersama teman – temanku Bi jadi tolong ingatkan aku sebelum jam 1 ya ! “ Kata Chika .
Setelah makan, Chika membuat PR, lalu mambaca majalah. Demikian asyiknya , sehingga tahu –tahu jam sudah menunjukkan pukul 13.40 , “ oh tidak, janjiannya kan jam 13.00 ! .Chika panik , ternyata Bi Minah juga lupa mengingatkannya karena ketiduran di ruang tengah .Chika bergegas mandi. Karena papa dan mamanya sedang keluar kota, juga sopirnya yang sedang cuti, ia memutuskan untuk berangkat ke rumah Retno menggunakan ojek . Ia pun segera pergi ke sebuah pangkalan ojek, namun tak satu pun di sana ada ojek yang mangkal, terpaksa Chika menunggu untung 10 menit kemudian ada sebuah ojek yang meluncur laju ke arahnya, ia pun segera melompat naik dan memberitahukan alamat yang ia tuju kepada tukang ojek tersebut.
Akan tetapi ditengah-tengah jalan ia terjebak macet. Chika hendak mengambil HP nya dan berniat menelepon teman – temannya untuk memberitahukan keadaannya saat ini. Tetapi dia ingat, berbahaya menelepon di jalan, bisa – bisa HP disambar penjahat. Ia pun tidak jadi mengambil HPnya. Ooh, rupanya di depan ada sebuah truk yang mogok, sehingga lalu lintas menjadi macet di samping itu juga ada perbaikan jalan sehingga semua kendaraan dialihkan belok kekiri. “ Wah harus memutar dua kali baru bisa sampai kerumah Retno.” Gumam Chika khawatir.
Akhirnya, Chika tiba di rumah Retno, jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 14.15. Suasana rumah Retno sepi. Dia mengambil HP nya. Rupanya dia lupa menyalakan HP nya sejak pulang sekolah dan kemudian asyik membaca majalah, tadi ia juga tidak jadi mengecek HP nya ketika berada di jalan, ia terkejut karena ada 3 missed call dari Retno dan dua buah sms yang satunya dari Arin yang berisi :
Cik, maaf terpaksa kamu kami tinggal, taksinya sudah datang dan filmnya sudah akan dimulai dan filmnya sudah akan dimulai dan kami takut terlambat.
Lalu satu lagi sms dari Uri, yang mengatakan :
Maaf ya, kami berangkat duluan, lain kali Satu kata, Satu perbuatan, dong !
Chika tertegun melihat kalimat, SATU KATA, SATU PERBUATAN. Dia sendiri yang bilang jangan terlambat, nanti ditinggal. Sekarang ia sendiri yang ditinggal, karena kata – katanya tidak sesuai dengan perbuatannya.
Dengan wajah yang lesu Chika berbalik arah kebelakang, ia terkejut karena tukang ojek yang tadi mengantarkannya masih berada disitu, rupanya Chika lupa memberikan ongkos kepadanya. Lalu Chika mangatakan kepada tukang ojek tersebut untuk mengatarkannya kembali pulang ke rumah dan akan membayarnya jika sudah sampai di sana. Chika ingin pulang saja, Chika tak berani naik taksi sendiri ke Mall. Dia juga tidak mau berdesak – desakkan di dalam bus, lagi pula ditambah waktu perjalanan ke mall ia pasti juga sudah melewatkan banyak bagian – bagian dari film yang ingin ditontonnya itu .
Kalimat “ Satu kata, Satu Perbuatan “ itupun terus menerus timbul dalam pikirannya. Kalimat itu mengingatkan Chika, agar jangan hanya bisa berkata melainkan harus juga dapat melakukan dan membuktikan perkataannya tersebut.